Icon

MALARIA

Malaria adalah infeksi akibat plasmodium yang dibawa oleh nyamuk Anopheles betina. Malaria masih menjadi penyakit yang mematikan dan banyak terjadi di daerah tropis dan sampai saat ini, penyakit malaria masih menjadi ancaman di sejumlah daerah di Indonesia.

Penularan malaria ini terjadi ketika nyamuk Anopheles betina yang telah terinfeksi Plasmodium menggigit manusia. Mirip dengan gejala demam berdarah, malaria umumnya ditandai dengan demam dan menggigil selama beberapa hari. Malaria bisa disembuhkan dengan pengobatan yang tepat. Apabila tidak ditangani dengan baik, penyakit ini berisiko menyebabkan sejumlah komplikasi bahkan kematian.

Penyebab Malaria

Malaria disebabkan oleh infeksi Plasmodium yang terbawa nyamuk Anopheles betina. Malaria tidak dapat menular lewat kontak langsung dari satu orang ke orang lainnya, melainkan melalui gigitan nyamuk. Akan tetapi, penyakit ini juga dapat menyebar dengan cara berikut:

  • Penularan dari ibu kepada bayi saat melahirkan (malaria kongenital)
  • Melalui transfusi darah
  • Penggunaan jarum suntik

Beberapa parasit yang bisa menyebabkan infeksi malaria pada manusia, yaitu:

  • Plasmodium Vivax atau Malaria Tertiana

Penyebab malaria tertiana ringan yang terjadi setiap 3 hari. Jenis malaria ini adalah yang paling umum dan banyak terjadi. Meski bergejala ringan, seperti demam dan menggigil, diare dan merasa lelah, penyakit malaria tertiana bisa melemahkan kekebalan tubuh.

  • Plasmodium Falciparum

Penyebab malaria tropika yang banyak ditemukan di Afrika, Asia Tenggara, dan Amerika Selatan. Jika tidak ditangani dengan baik, malaria tropika dapat menimbulkan gangguan pada otak dan sistem saraf, serta kelumpuhan dan kejang. Plasmodium falciparum menempati urutan pertama penyebab kematian akibat malaria.

  • Plasmodium Malariae

Penyebab malaria quartana yang jarang terjadi. Gejala yang timbul berselang empat hari sekali, seperti demam dan menggigil.

  • Plasmodium Ovale

Penyakit malaria yang jarang terjadi, dan banyak ditemukan di negara-negara Afrika, Ghana, Nigeria dan Liberia. Gejalanya mirip seperti malaria quartana, yaitu demam dan menggigil, nyeri sendi dan diare. Parasitnya bisa menetap di organ hati hingga 4 tahun, hingga penyakit ini bisa kambuh kembali.

Faktor Risiko Malaria

Malaria adalah penyakit yang dapat terjadi pada siapa saja. Namun, beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit malaria, di antaranya adalah:

  • Usia

Malaria dapat terjadi pada semua kalangan usia, tetapi penyakit ini rentan dialami oleh anak berusia di bawah 5 tahun.

  • Tinggal di lingkungan yang  beriklim tropis

Malaria sangat umum terjadi pada negara atau daerah yang memiliki iklim tropis, termasuk Indonesia.

  • Berada di daerah yang minim fasilitas kesehatan

Minimnya akses serta kurangnya ketersediaan fasilitas kesehatan yang menghambat pengobatan malaria dapat meningkatkan peluang tertular malaria dan berkembangnya penyakit menjadi kondisi yang lebih parah.

Gejala Malaria

Sesorang yang terinfeksi malaria, baru mengalami gejala dalam kurun waktu 10 hari hingga 4 minggu pasca gigitan pertama. Namun, tak jarang gejala tersebut muncul dalam waktu 7 hari setelah terinfeksi. Beberapa gejala yang umum dialami oleh penderita malaria adalah sebagai berikut:

  • Demam tinggi
  • Menggigil
  • Mual dan muntah
  • Diare
  • Nyeri kepala disertai nyeri otot
  • Kelelahan
  • Berkeringat banyak
  • Nyeri perut
  • Hilangnya nafsu makan
  • Kesulitan bernapas
  • Detak jantung meningkat

Pengobatan Malaria

Malaria dapat disembuhkan tetapi lama pengobatannya tergantung dari kapan dan lokasi seseorang terinfeksi, usia, dan kondisi penderita malaria apakah dalam kondisi hamil atau memiliki komplikasi penyakit lain. Namun, secara umum malaria dapat sembuh dalam dua minggu dengan pengobatan yang tepat. Beberap terapi pengobatan malaria yaitu :

  • Pil kina

Pil kina merupakan salah satu obat untuk infeksi parasite. Namun semakin resistennya parasit terhadap obat ini, menyebabkan pengobatan dengan pil kina tidak lagi efektif. 

  • Terapi Kombinasi Berbasis Artemisinin (ACT) 

Merupakan pengobatan malaria yang disarankan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia dan WHO. Terapi ini merupakan kombinasi dari dua obat berbeda yang bekerja untuk melawan parasit malaria, seperti artemether-lumefantrine (coartem) dan artesunate-mefloquine.

Pencegahan Malaria

Pencegahan malaria penting untuk dilakukan mengingat penyakit ini dapat berakibat fatal bagi penderitanya. Beberapa upaya untuk mencegah malaria yang bisa diterapkan sehari-hari adalah sebagai berikut:

  • Menjaga daya tahan tubuh, dengan konsumsi makanan bergizi, konsumsi air putih yang cukup, berolah raga, istirahat yang cukup dan menghindari kebiasaan merokok serta minuman beralkohol
  • Menghindari gigitan nyamuk dengan memakai pakaian lengan panjang saat keluar dimalam hari, memakai semprotan nyamuk, dan memasang kelambu atau memakai lotion nyamuk untuk menghindari gigitan nyamuk.
  • Menjaga kebersihan lingkungan dengan membersihkan peralatan rumah tangga secara rutin, tidak menggantung pakaian atau kain bekas pakai di kamar tidur, tidak membiarkan air tergenang disekitar rumah, menebarkan ikan pemakan jentik nyamuk jika memilik kolam ikan, serta menutup penampungan air saat tidak digunakan.

Sobat sehat RS UNAND, dengan menerapkan pencegahan malaria, harapannya dapat terhindar dari penyakit malaria. Jika sobat sehat mengalami beberapa gejala yang mengarah ke malaria, dapat segera memeriksakan diri ke dokter di poliklinik RS UNAND. Dengan pemeriksaan dini, tentunya akan mendapatkan penanganan yang tepat dan dapat mencegah komplikasi lebih lanjut.

 

 

 

 

 

 

Galeri Foto

Foto